Monday, June 16, 2014

Janji Bersama

“Kapan menyusul?”

Aku menarik kedua ujung bibir, mengungkung kata yang nyaris terucap. Jenuh rasanya mendengar pertanyaan itu.

Ia bangkit dan mendekat. Jemari dengan cat kuku kuning terang itu menyentuh bahuku. “Aku dan Puput sudah memesan kebaya.”

“Aku tahu,” sahutku cepat.  Telingaku memanas dan kurasakan sesal tertimbun dalam hati. Sejak awal, kami telah mengikat janji untuk berdiri bersama dan membuat orangtua bahagia. “Ini hanya masalah waktu.”

Ia mengangguk dan mengarahkan bola matanya pada HVS yang berserakan di atas meja. Keraguan kembali membuncah di wajahnya. “Kamu tidak apa-apa, kan?”

“Tentu!”

Ia mengembuskan napas dan memandangku. “Aku berharap kita bisa sama-sama.”

Kusunggingkan senyum kemudian melempar tanya, “Kamu tahu siapa calon presiden kita?”


Alisnya tertaut menanggapi caraku untuk membuatnya berhenti membahas toga yang akan diambilnya di fakultas.


*terinspirasi dari lagu Disguise, Lene Marlin.
"I am OK, I really am now...."
#KampusFiksi #FiksiLaguku