Saturday, November 22, 2014

Apa Benalu juga Sedih?

Simbiosis: Mutualisme, parasitisme, komensalisme.
Aku ingat materi ini. Dulu, saat masih berseragam putih-merah, yang paling mudah kuingat adalah parasitisme. Ini karena di kebun, bapak, suka ngebersihin benalu. Aku yang waktu itu masih imut dan nggak ngerti apa, ya jelas nanya kenapa sampai benalu nggak boleh ikut tumbuh di pohon. Parasit, jelas bapak. Mulai sejak itu, mengertilah aku apa yang disebut parasit.
Setelah sekian tahun berlalu, mendadak aku memikirkan perasaan benalu ketika bapak tidak mengizinkannya menumpang hidup di kebun. Sedihkan ia? Jangan-jangan, di dalam hatinya yang terdalam, ia sebenarnya juga ingin menjalin hubungan mutualisme dengan pohon kakaoku. Hanya saja dia tidak pernah mampu melakukannya. Karena seberapa keras pun ia mencoba, benalu tetaplah parasit. Tidak ada yang bisa ia lakukan. 

Jika benar demikian, benalu pasti mengalami masa yang sulit.
Saat ia hanya dianggap merugikan pihak lain, tidak dianggap berguna, tidak dapat melakukan apa-apa, that's extremely frustrating. Mungkin, sempat terpikir di benaknya jika hidup akan lebih baik jika dia menjadi makhluk hidup yang dapat menjalin hubungan komensalisme. Tapi..., kupikir itupun tidak sepenuhnya menyenangkan. 

Ah..., kasihan sekali benalu. Dianggap hanya menganggu kehidupan mahkluk lain, sehingga lebih baik baginya untuk dijauhkan segera. Maka, tidak heran jika saat mengetahui banyak orang tidak menginginkan keberadaannya, benalu mungkin akan merasa putus asa. 

Aku mengerti itu. Aku, benar-benar bisa mengerti itu.


No comments:

Post a Comment