Friday, August 23, 2013

Share What U Have

Well, let me tell u bout these two extraordinary kids...
Mereka selalu berhasil buat saya speechless.
Kadek Jenny dan Komang Dimas. Mereka saudara kandung dengan usia yang hanya terpaut satu tahun. Selama KKN, saya 'mondok' di rumah Kelian Dinas Tingkad Batu yang rumahnya satu pekarangan dengan rumah mereka. Saat ini Kadek sedang semangat2nya menjalani rutinitas baru sebagai siswi TK, sedangkan Komang belum sekolah.

Sekilas, mereka tampak biasa-biasa saja. Sama seperti kebanyakan anak lainnya di Desa Jehem yang 'malu-malu kucing'. Setiap kali kami (mahasiswa KKN) dekati, mereka akan menjauh. Tapi saat kami jauh, mereka akan melakukan banyak hal untuk menarik perhatian kami.

Hampir setiap pagi, Kadek dan Komang suka manggil kami dengan gaya khasnya.
"KKN...KKN...KKN...." begitu seterusnya sampai ada salah satu diantara kami yang nyahut, kemudian nyapa mereka. Setelah mendapatkan respon, mereka biasanya akan kembali masuk ke dalam rumah, atau sembunyi di balik tubuh ibunya. Ini salah satu bagian yang hingga saat ini selalu membuat saya merindukan mereka. Di kos, gak ada yang manggil-manggil kaya gitu lagi. :(

Setelah puas manggil 'KKN', Kadek bakalan dianter ke TK, sedangkan Komang tetep di rumah. Suatu ketika, saya nganter istri dari Kelian Dinas kerja di Bangli. Jaraknya lumayan jauh dari tempat mondok. Sekitar 15 menit kalau pake sepeda motor.

Pas itu, si Komang minta ikut nganter Meme (panggilannya buat Ibu Kelian Dinas, yang masih ada ikatan sodara sama kedua orangtuanya). Jadilah si Komang saya ajak juga. Nah, setelah nganter Meme, mumpung ke kota, saya mampir di warung dulu, beliin temen2 KKN permen lolipop yang setiap 3 buahnya sama dengan 1 gelas susu :D

Nah, pas di warung itu, si Komang kalem banget! Dia diem aja. Trus saya tawarin dia buat ngambil apa yang dia mau. Masih tanpa berkata-kata, dia akhirnya ngambil satu permen yupi bentuk dinosaurus yang harganya Rp. 500,- Supaya bayarnya genep seribu, saya akhirnya suruh dia ambil satu lagi. Sampe di rumah, saya udah gak inget sama yupi itu. Saya liat Komang makan permennya sambil nemenin si Eka, bendahara KKN yang paling bisa diandalkan, bikin laporan keuangan.

Beberapa jam kemudian, si Kadek dateng. Begitu denger suara sepeda motor bapaknya, si Komang lari ke dalam kamar kami, dia langsung ngambil sesuatu di balik tumpukan buku di atas meja. Waktu itu, saya bener-bener gak naruh perhatian sama apa yang dia kerjain. Si Eka yang penasaran, ngikutin Komang keluar. Pas balik ke kamar, Eka langsung ngasi laporan.

Yupi yang satu lagi ternyata gak dimakan Komang. Dia sembunyiin di balik tumpukan buku-buku kami. Dan setelah Kadek pulang, dia ngasi permen itu ke Kadek. "Ne Dek, beliange permen ajak Kakak KKN."

Jadi, dia nyimpen permen itu buat Kadek? Padahal saya sama sekali engga ada bilang itu permen satu buat dia, satu buat Kadek. Semua murni inisiatif dia. Dia selalu inget kakaknya. Dan dia gak "rakus". Dia cuma makan bagiannya, dan gak minta lagi bagiannya Kadek.

they really do it
Saya sama Eka cuma pandang-pandangan. Kagum sama dua anak itu. Setelah itu, kami semakin suka perhatiin gerak-gerik dua bersaudara ini. Gak cuma kasus permen ini. Suatu pagi, kami sempet masak nasi goreng buat sarapan. Kami ngajak mereka makan bareng, dan kami semakin terpesona begitu melihat mereka saling berbagi dalam satu piring yang sama. They're so cute...

Seusia ini, mereka selalu berhasil nunjukin gimana berbagi dengan yang lain, tidak serakah, mengambil apa yang menjadi bagian kita, membiarkan orang lain mendapatkan apa yang menjadi bagian mereka. Sesuatu yang kadang sulit dilakukan oleh kebanyakan orang. They share what they have; the nicest one.




No comments:

Post a Comment