Saturday, August 24, 2013

Introduction to Education

Ni Putu Deanitha Rizki Awalia
(presentasi dalam bantuk power point download disini)

Pendidikan Ditinjau dari Filsafat Progresivisme

A. Pengertian ilmu pendidikan dan pendidikan secara umum
1.    Pengertian Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan terdiri dari 2 kata yang mendasar yaitu ilmu pengetahuan dan pendidikan. Ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai uraian yang lengkap dan tersusun tentang suatu objek (Sultan Imam Barnadid, 1973). Ilmu pengetahuan dapat pula diartikan sebagai uraian yang sistematis dan metodis tentang sesuatu hal atau masalah. (Amir Dare Indrakusuma, 1973). Tidak jauh berbeda dari pengertian-pengertian sebelumnya, H. M. Alisuf Sabri dalam buku Ilmu Pendidikan menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan adalah uraian yang lengkap, sistematis dan metodis tentang sesuatu objek ataupun masalah.   
Dalam buku yang sama, beliau juga menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dari orang dewasa untuk membantu atau membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak atau peserta didik secara teratur dan sistematis.  Dengan demikian ilmu pendidikan dapat diartikan sebagai uraian masalah secara sistematis dan metodis. Ini berarti ilmu pengetahuan yang ilmiah yang tidak perlu lagi diragukan keberadaannya karena sudah memiliki kriteria persyaratan ilmu pengetahuan yang ilmiah yaitu memiliki objek, metode dan sistematika yang jelas dan pasti.
Definisi yang terpenting:
  • Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran, dan toleransi
  • Meningkatkan questioning skills dan kemampuan menganalisakan sesuatu  termasuk pendidikannya
  • Meningkatkan kedewasaan individu
  • Untuk perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai kreativitas dan individual thinking supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik, dan tidak hanya meng-copy dari negara lain.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu pendidikan adalah uraian yang sistematis dan metodis tentang suatu hal guna meningkatkan aspek-aspek kemampuan di dalam diri individu yang selanjutnya dapat memberikan dampak yang posiif bagi bangsa.

2.         Pengertian Pendidikan secara umum

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik

Ada beberapa pendapat pakar mengenai defnisi pendidikan, diantaranya:
a.   Prof. Lodge: the word of education is used sometimes in a wider, sometimes in a narrower, sense. In the wider sense, all experience is said to the ducative.  
Perkataan pendidikan terkadang dipakai dalam pengertian yang lebih luas, terkadang dalam arti yang lebih sempit. Dalam arti luas, semua pengalaman dapat diktakan sebagai pendidikan.
b.   Carter V. Good: (1) the art, practice, or profession of teaching. (2) the systematized learning of instruction concerning principles and mehods of teaching and of student control and guidance; largely replaced by the term education.
(1)seni, praktik, atau profesi sebagai pengajaran. (2) ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode mangajar, pengawasan dan bimbingan murid; dala arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.

c.  Ki Hajar Dewantara: Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya untuk pendewasaan rohani maupun jasmani dengan berinteraksi dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Pendidikan juga diharapkan dapat mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dimana peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Selain itu, pendidikan juga meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.

B. Pengertian Pendidikan Ditinjau Secara Klasik dan Modern
1.    Pendidikan Klasik
Pada abad ke-6, pendidikan klasik dikatakan sebagai istilah  liberal arts oleh Cassiodorus, seorang pejabat Roma. Liberal arts, yang mengusung kata liberal yang berarti membebaskan. Berdasarkan hal tersebut, pendidikan di bagi menjadi 2 cabang yaitu
a.       trivium:  tiga tahap untuk meraih pengetahuan
·         gramatika, atau pengetahuan kongkrit. Pada masa ini manusia belajar dengan menghapal.
·         Dialektika pada tahap ini kita mulai membuat hubungan antara satu fakta dengan yang lainnya
·         Retorika adalah kemampuan berkomunikasi dan berekspresi.

b.       quadrivium: adalah ilmu sebagai subjek seperti yang dikenal sekarang.
·         Aritmatika adalah ilmu yang mempelajari tentang angka pada dirinya sendiri.
·         Geometri mempelajari tentang angka di dalam ruang.
·         Musik mempelajari tentang angka di dalam waktu.
·         Dan astronomi, yang sering dianggap sebagai ilmu tertinggi, adalah ilmu yang mempelajari angka di dalam ruang dan waktu.
Seseorang yang dilahirkan dari pendidikan klasik ini, setelah melalui jalan yang panjang, diharapkan memiliki kemampuan sebagai penerus peradaban manusia dan membawa umat manusia ke masa depan yang lebih baik.

2.    Pendidikan Modern
Dewasa ini di dalam dunia pendidikan tengah ramai penggunaan model-model pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Sehingga pendidikan cara klasik dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan kondisi jaman saat ini. Dengan demikian otomatis setiap elemen pendidikan termasuk diharapkan dapat menyesuaikan dengan trend pendidikan modern saat ini.
Pengembangan perangkat pembelajaran seperti RPP, Media, Model pembelajaran semuanya diubah dan disesuaikan dengan standar pendidikan modern yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas peserta didik.
Harapan yang begitu tinggi terlebih lagi dengan penerapan kurikulum yang dianggap paling mutakhir yaitu KTSP ternyata belum cukup memberikan jawaban yang memuaskan bagi kondisi pendidikan di indonesia. Problematika yang berkembang justru semakin kompleks dan terasa tiada ujungnya. Secara garis besar perbedaan antara pendidikan modern dan klasik dapat dicermati melalui tabel berikut:

No
Faktor Pembanding
Pendidikan Klasik
1
Pendidikan Moral
Penanaman Humanisme dengan cara Anti Kekerasan
Penanaman Humanisme dengan menggunakan Kekerasan dalam taraf wajar.
2
Fungsi Guru
Sebagai Motivator dan Fasilitator.
Pusat segala aktivitas pendidikan baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
3
Penerapan Etika
Tergantung pada masing-masing individu peserta didik.
Wajib diterapkan di dalam maupun luar lingkungan sekolah.
4
Punishment and Reward.
berupa himbauan dan apresiasi sesuai dengan kompetensi peserta didik.
Berupa himbauan dan apresiasi sesuai dengan kompetensi peserta didik.


C. Pendidikan sebagai Proses Pemanusiaan Manusia
Manusia memiliki eksistensi dimana keberadaaan manusia sebagai mahluk hidup yang berbeda secara prinsipiil dan berbeda dengan hewan. Adanya sifat hakiki pada manusia tersebut memberikan tempat kedudukan pada manusia sedemikian rupa sehingga derajatnya lebih tinggi daripada hewan dan sekaligus menguasai hewan.
Semua sifat hakiki ini dapat dan harus ditumbuhkembangkan secara selaras dan berimbang melalui pendidikan. Pendidikan sebagai proses pemanusiaan manusia mengandung arti bahwa pendidikan memiliki peran dalam membentuk manusia seutuhnya. Tidak hanya sekedar hadir di tengah-tengah masyarakat, namun mampu memberikan pengaruh terhadap lingkungan di sekitarnya. Untuk itu, terlebih dahulu manusia pelu dibekali dengan kepribadiaan dan perilaku yang sesuai dengan norma dan moral yang berlaku di tegah-tengah masyarakat.
Menurut Herbart setiap kurikulum itu harus terbuka dan menyatu dengan setiap subyek didik sehingga dapat membantu pembentukan kepribadiannya dari tidak beradab menuju kepada yang beradab (yang manusia menuju yang manusiawi). Karena itu pendidikan bertujuan untuk membangun setiap subyek didik dengan memperkenalkan ide-ide secara jelas, terseleksi, menarik dan sesuai kurikulum sehingga subyek didik dapat berkreasi atas dasar ide tersebut untuk menghasilkan ide baru dan diaplikasikan dalam kehidupannya.
Pendidikan sebagai proses pemanusiaan manusia itu dapat membuat  setiap orang memahami dengan baik makna hidup dimana untuk selanjutnya diharapkan mampu mengaplikasikannya ke dalam lingkungan sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat.
Manusia yang mengalami proses pendidikan adalah makhluk yang individu dan sosial. Mereka adalah individu yang otonom dalam kebersamaan dengan yang lain. Maka dari itu pendidikan mengemban tugas besar yakni, menuntun, membimbing dan menyadarkan manusia sebagai pribadi yang otonom dalam menentuikan diri sendiri serentak pula mengantar setiap individu menjadi makhluk sosial yang bisa hidup harmonis bersama orang lain. Apabila peran pendidikan ini dapat berlangsung dengan baik, maka akan muncul manusia-manusia yang dapat menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat, melakoni kehidupannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

D. Pentingnya Pendidikan bagi Manusia
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia dan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat. Meskipun seringkali hasil dari pendidikan tidak tanpak dengan segera, peran pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia. Ha l ini diperkuat oleh seruan UNESCO, badan PBB yang menangani bidang pendidikan kepada seluruh  bangsa-bangsa di dunia yang meyatakan apabila ingin membangun dan berusaha memperbaiki keadaan seluruh bangsa, maka haruslah dari pendidikan, sebab pendidikan adalah kunci menuju perbaikan terhadap peradaban. Oleh karena itu UNESCO merumuskan bahwa pendidikan itu adalah:
1. Learning how to think (Belajar bagaimana berpikir)
2. Learning how to do (Belajar bagaimana melakukan)
3. Learning how to be (Belajar bagaimana menjadi)
4. Learning how to learn (Belajar bagaimana belajar)
5. Learning how to live together (Belajar bagaimana hidup bersama)
Dengan demikian, pendidikan tidaklah sekedar proses mentrasfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), namun lebih menekankan pada tujuan pendidikan sesungguhnya, yaitu menciptakan pribadi yang memiliki sikap dan kepribadian yang positif. Sikap dan kepribadian yang positif antara lain:
  • Memiliki dan bangga berkompetensi, yakni memiliki Ilmu pengetahuan
  • Bangga berdisiplin
  • Tahan mental menghadapi kesulitan hidup
  • Jujur dan dapat dipercaya (memiliki karakter yang baik dan integritas yang baik atau suka bekerjasama dalam tim)
  • Memiliki pola pikir yang rasional dan ilmiah
  • Bangga bertanggung jawab
  • Terbiasa bekerja keras
  • Mengutamakan kepedulian terhadap sesamanya
  • Mengutamakan berdiskusi dari pada berdebat (not conflict but consensus)
  • Hormat pada aturan
  • Menghormati hak-hak orang lain
  • Memiliki moral dan etika yang baik
  • Mencintai pekerjaan
  • Suka menabung
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Melalui pendidikan yang baik, maka akan muncul individu-individu yang berkualitas yang mampu bersaing dalam berbagai bidang di era globalisasi ini. Untuk mewaujudkan hal ini tentu diharapkan kerja sama yang baik dari semua pihak, terutama insane-insan pendidikan yang ada.

E. Pendidikan ditinjau dari Filsafat Progresivisme
1. Pengertian Filsafat Pendidikan
            Filsafat Pendidikan adalah filsafat yang menyelidiki hakekat pelaksanaan pedidikan yang bersangkutan dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya serta hakekat ilmu pendidikan yang bersangkut paut dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaannya.
            Salah satu dari filsafat pendidikan tersebut adalah progresivisme. Progresivisme yang lahir sekitar abad ke-20 merupakan filsafat yang bermuara pada aliran filsafat pragmatisme yang diperkenalkan oleh William James (1842-1910) dan John Dewey (1859- 1952), yang menitikberatkan pada segi manfaat bagi hidup praktis. Filsafat progressivisme dipengaruhi oleh ide-ide dasar filsafat pragmatisme dimana telah memberikan konsep dasar dengan azas yang utama yaitu manusia dalam hidupnya untuk tetap survive terhadap semua tantangan, harus pragmatis memandang sesuatu dari segi manfaatnya.
Pengertian yang paling mendasar dan menjadi ciri dari dilsafat ini adalah progress yang berarti maju. Progresivisme mengutamakan pengertiannya ke masa depan dengan memandang bahwa kemajuan yang telah dicapai oleh manusia dewasa ini karena kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu-ilmu yang meliputi ilmu-ilmu social budaya maupun Ilmu Pengetahuan Alam. (Imam Barnadib, 1996). Dengan kata lain, manusia akan mengalami perkembangan apabila berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya berdasarkan pemikiran.
2.Prinsip Teori Pendidikan berdasarkan Filsafat Progresivisme
            Progresivisme mengembangankan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa prinsip, antara lain:
a)      Anak harus  bebas untuk dapat berkembang secara wajar.
b)      Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar.
c)      Guru harus menjadi peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
d)     Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan reformasi pendagogis dan eksperimentasi.
Aliran filsafat progresivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia pendidikan dengan meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebebasan baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya, tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain.
Oleh karena itu filsafat progressivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter. Sebab, pendidikan otoriter akan mematikan tunas-tunas para pelajar untuk hidup sebagai pribadi-pribadi yang gembira menghadapi pelajaran. Dan sekaligus mematikan daya kreasi baik secara fisik maupun psikis anak didik.
Untuk itu pendidikan sebagai alat untuk situasi yang edukatif yang pada akhimya akan dapat memberikan warna dan corak dari output (keluaran) yang dihasilkan sehingga keluaran yang dihasilkan (anak didik) adalah manusia-manusia yang berkualitas unggul, berkompetitif, insiatif, adaptif dan kreatif sanggup menjawab tantangan zamannya.

Selain kemajuan atau progres, lingkungan dan pengalaman mendapatkan perhatian yang cukup dari progresivisme. Untuk itu filsafat progresivisme menunjukkan dengan konsep dasarnya, sejenis kurikulum dimana program pengajarannya dapat mempengaruhi proses pembelajaran baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Sekolah yang baik dapat memberi jaminan kepada para siswanya selama belajar, mampu membantu dan menolong siswanya untuk tumbuh dan berkembang serta memberi keleluasaan tempat untuk para siswanya dalam mengembangkan bakat dan minatnya melalui bimbingan guru dan tanggung jawab kepala sekolah. Kurikulum dikatakan baik apabila bersifat fleksibel dan eksperimental (pengalaman) dan memiliki keuntungan-keuntungan untuk diperiksa setiap saat.
Jenis kurikulum yang bersifat luwes (fleksibel) dan terbuka. Jadi kurikulum itu bisa diubah dan dibentuk sesuai dengan zamannya. Kurikulum harus dapat mewadahi aspirasi anak, orang tua serta masyarakat. Maka kurikulum yang edukatif dan eksperimental dapat memenuhi tuntutan itu.
Kurikulum dipusatkan pada pengalaman atau kurikulum eksperimental didasarkan atas manusia dalam hidupnya selalu berinteraksi didalam lingkungan yang komplek. Untuk itu ia memerlukan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan demi kelestarian hidupnya. Hidupnya bukan hanya untuk kelestarian pertumbuhan saja, akan tetapi juga untuk perkembangan pribadinya. Oleh karena itu manusia harus belajar dari pengalaman.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa progressivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi masalah yang menekan atau mengecam adanya manusia itu sendiri. Aliran Progressivisme mengakui dan berusaha mengembangakan asas Progressivisme dalam semua realitas, terutama dalam kehidupan adalah tetap bertahan terhadap tantangan hidup manusia, harus praktis dalam melihat segala sesuatu dari segi keagungannya dan menghindari pendidikan yang bercorak otoriter, baik yang timbul pada zaman dahulu maupun pada zaman sekarang.

  
REFERENSI
Barnadib, Imam. 1996. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia
Mudyaharjo, Radja. 2004. Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar. Bandung: PT Raharja Rosdakarya
Muhadjir, Noeng. 1999. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Reka Serasih
Subri, Alisuf. 1999. Ilmu Pendidikan. Jakarta: CV Pedoman Ilmu
Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 2003. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Tirtarahaja, Umar dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Vaizey, John. 1978. Pendidikan di Dunia Modern. Jakarta: PT Gunung Agung

Internet:


No comments:

Post a Comment